Bocah Tewas Akibat Malapraktik, Syarifah Lapor Polisi
CIANJUR | radarjamberita.com, Bocah berusia 10 tahun tewas akibat dugaan malapraktik dipuskesmas Sindangbarang. Kini orang tua korban Syarifah Lawati (44) tengah mencari keadilan melaporkan dugaan tersebut ke polisi.
Syarifah menuturkan dugaan malapraktik tersebut dialami anak bungsunya itu bermula saat sang anak mengalami sakit demam tinggi. Dia dan suaminya membawa sang anak ke mantri.
"Diberi obat, kemudian setelah diminum demamnya turun. Tapi sering mengigau kalau tidur," ujar dia saat ditemui di Mapolres Cianjur,"Selsa (21/05/2024)
Syarifah khawatir akan kondisi anaknya. Dia pun lantas membawa sang anak ke puskesmas untuk ditangani secara medis pada tanggal 21 April 2024 sore lalu.
Saat tiba di puskesmas, anaknya langsung diinfus oleh tenaga medis di sana. Kondisi anaknya pun mulai membaik.
"Anak saya sudah mau makan, tidak mengigau lagi," kata dia.
Kondisi anaknya yang berangsur membaik, Syarifah berencana membawa anaknya pulang. Namun, tenaga kesehatan di Puskesmas Sindangbarang tiba-tiba menyuntikan cairan melalui infusan.
"Diizinkan pulang tapi katanya disuntik dulu anti biotik lewat selang infusan. Dia (perawat) bilangnya itu antibiotik," kata dia.
Bukannya membaik, anaknya tiba-tiba kejang dan muntah-muntah. Syarifah yang panik lalu memanggil Kembali perawat.
"Setelah kejang, perawat itu menyuntikan lagi cairan katanya untuk penenang. Anak saya seketika lemas setelah disuntikan cairan kedua," kata dia.
Tidak lama kemudian, lanjut dia, tenaga kesehatan puskesmas kembali menyuntikan cairan ketiga. Namun setelah disuntikan sang anak koma dan seketika meninggal dunia.
"Yang ketiga tidak tahu cairan apa yang disuntikan. Tapi setelah disuntik lewat infusan itu wajah anak saya membiru. Ketika saya panggil dokternya, dengan dingin dia bilang anak saya sudah meninggal," ucap dia.
Dia mengaku sempat meminta agar anaknya dirujuk saat mengalami kejang. Namun pihak puskesmas beralasan jika belum menerima konfirmasi dari pihak rumah sakit. Bahkan dia juga menanyakan kenapa anaknya tersebut meninggal usai disuntik cairan, tetapi tidak ada penjelasan.
"Awalnya mau dibawa ke rumah sakit. Tapi katanya sudah dihubungi namun belum ada jawaban. Sampai akhirnya anak saya meninggal setelah 5 jam dirawat di puskesmas. Dan saya juga tanyakan kenapa bisa jadi begini kondisinya, padahal sebelum disuntik cairan yang katanya antibiotik dan penenang anak saya sudah berangsur membaik. Tapi sampai hari ini, tidak ada jawaban,"ucapnya
Syarifah mengatakan pihaknya sudah melaporkan dugaan malapraktik tersebut ke Polres Cianjur. Dia berharap kasus yang menimpa anaknya bisa terungkap dan tidak ada korban lainnya.
Saya hanya ini ada kejelasan kenapa anak saya bisa meninggal. Sudah sebulan sejak kejadian tidak ada yang memberikan penjelasan. Saya harap kepolisian bisa mengungkap dugaan malapraktik yang menimpa anak saya, sehingga tidak ada lagi korban ke depannya," jelasnya
Kasat Reskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto mengatakan pihaknya sudah menindak lanjuti laporan dugaan malapraktik tersebut. Sebanyak tujuh orang saksi baik dari keluarga pasien hingga puskesmas.
"Laporan sudah ditindaklanjuti, kami sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut. Sementara ada 7 saksi yang sudah diperiksa. Rencana ada beberapa saksi lagi yang kami akan mintai keterangan," ucap dia.
Selain itu, ucap Tono, pihaknya juga akan melakukan ekshumasi. "Karena anak dari pelapor sudah dimakamkan kita akan lakukan ekshumasi," kata dia.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Sindangbarang Nanang Priatna, membantah dugaan malapraktik tersebut. Menurutnya tindakan medis yang dilakukan perawat dan dokter sudah sesuai dengan SOP.
Sudah sesuai SOP, baik sejak awal penanganan sampai tindakan medis. Makanya kami bingung kenapa jadi dugaan malapraktik," kata dia.
Dia mengatakan berdasarkan hasil diagnosa awal, pasien tersebut mengalami demam tinggi. "Diagnosanya demam. Kalaupun kejang itu biasanya terjadi karena demam. Yang jelas kami pastikan penanganan sudah sesuai SOP,"tukasnya
(Deden Sudiana, SE)