Radarjamberita.com

faktual dunia dalam berita

Prediksi Pakar Teknologi 2024

RADAR JAM BERITA
Rabu, 26 Juni 2024, 16:52 WIB Last Updated 2024-06-27T14:02:30Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini


 Prediksi Pakar Teknologi 2024



Artikel Tecno | Radarjamberita.com, -produktivitas, dan keamanan siber saat bekerja jarak jauh. Dengan banyaknya perkembangan menarik pada 2023, dapat menyulitkan upaya untuk memperkirakan perkembangan teknologi pada 2024 mendatang. Apakah kita akan terus melihat perkembangan AI yang mengejutkan? Apakah teknologi imersif akan berdampak jangka panjang terhadap bisnis dan kehidupan kita sehari-hari? Untuk menjawab beberapa pertanyaan ini dan banyak lagi yang lainnya, kami telah berbincang dengan komunitas pakar yang membagikan wawasan dan prediksi mereka tentang teknologi pada 2024.



Realitas Berimbuh (AR/Augmented Reality) dan Realitas Virtual (VR/Virtual Reality) telah mengalami banyak peningkatan dan transformasi sejak diperkenalkan. Rob May memprediksi bahwa perkembangan ini akan terus berlanjut pada 2024, dengan menyatakan bahwa: “pengalaman digital yang imersif akan berubah dengan kemajuan AR/VR yang menawarkan lingkungan yang lebih realistis dan interaktif, serta integrasi yang lancar dengan unsur dunia nyata sehingga meningkatkan pendidikan, hiburan, dan pekerjaan jarak jauh.”



Tak dapat disangkal bahwa integrasi AI dan teknologi imersif akan menghasilkan peningkatan pengalaman imersif bagi pengguna, berkat potensi AI dalam personalisasi. Elena Carstoiu memberi catatan tentang kemungkinan penerapan komersial dari perkembangan ini: “Studi mengungkap bahwa 58% dari konsumen berpendapat bahwa pengalaman imersif memengaruhi keputusan pembelian mereka. Oleh karena itu, memberikan pengalaman digital imersif yang terpersonalisasi menjadi makin penting dalam proses penjualan. Memanfaatkan kekuatan AI adalah satu-satunya cara untuk memikat hati dan berinteraksi dengan konsumen secara efektif.” Meningkatnya harapan konsumen akan personalisasi benar-benar menunjukkan bahwa pengalaman imersif saja sudah tidak memadai untuk menghasilkan antusiasme dan interaksi. Pengalaman imersif juga harus dipersonalisasi bagi penggunanya.



Meskipun pengalaman imersif terjadi di ruangan digital, akan keliru jika mengabaikan dampak inovasi di ruangan fisik. “Peningkatan kecepatan CPU, RAM, GPU, SSD, dan juga jaringan serta bus data akan mendukung peningkatan pengalaman pengguna aplikasi AR/VR karena resolusi grafis dan FPS yang terus meningkat,” ucap Geoffrey Petit. Simon Besteman menambahkan bahwa Apple Vision Pro yang diumumkan awal tahun ini dan dijadwalkan dirilis pada Maret 2024, hanyalah permulaan dari headset Realitas Campuran (MR/Mixed Reality) generasi terbaru: “Perangkat generasi terbaru seperti headset Apple bertujuan untuk memperoleh interaksi yang jauh lebih mendalam dengan pengguna. Akan terjadi analisis gerakan mata, suhu, dan bahkan gejala kelistrikan kulit.” Semua titik data tambahan tersebut tidak hanya mempersonalisasikan pengalaman imersif, tetapi juga memberikan dimensi tambahan selain penglihatan dan suara.


Teknologi dan bekerja hybrid


Meskipun sebagian besar pekerja telah kembali bekerja di kantor sejak pandemi COVID-19, tingkat bekerja hybrid dan jarak jauh masih lebih tinggi dibandingkan dengan masa sebelum pandemi. Sebagai akibatnya, telah terjadi perdebatan tentang manfaat dan kekurangan bekerja hybrid - dan seringkali, teknologi menjadi inti dari diskusi tersebut, baik sebagai unsur risiko maupun peluang.



Pada 2024, kita mungkin melihat meningkatnya fokus pada personalisasi dan peningkatan pengalaman pegawai bagi pekerja hybrid, demi menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan fleksibel. Menurut Frank Jennings, kita mungkin akan melihat “peningkatan kerja sama dan alat pengambilan keputusan yang menggunakan data waktu nyata yang berfokus pada beban kerja dan kekuatan pegawai tertentu dengan sambil menjaga kesejahteraan mental mereka (...) Cara ini dapat meningkatkan efisiensi dan kepuasan pegawai.” Kate Sukhanova bahkan meninjau lebih mendalam tentang personalisasi: “Kita akan melihat hal lain dan avatar (metaverse atau lainnya) di tempat kerja demi peningkatan efisiensi pekerjaan.”



Tentu saja, AI juga akan berperan penting dalam masa depan bekerja hybrid, khususnya yang menyangkut otomatisasi tugas. “Teknologi automasi dan kecerdasan buatan akan terus berkembang untuk mengotomatiskan tugas-tugas yang berulang dan meningkatkan produktivitas. Keduanya akan digunakan untuk menganalisis data, mengambil keputusan, dan mengoptimalkan proses,” prediksi Dr. Philippe Vynckier. Alat AI sudah digunakan oleh berbagai perusahaan untuk mengotomatiskan tugas, tetapi masih ada perdebatan tentang jenis pekerjaan yang harus diotomatiskan dan dampak yang akan terjadi bagi pegawai yang mungkin berisiko kehilangan pekerjaan.


Prediksi pakar teknologi Jan 2024



Tahun sebelumnya telah terjadi perubahan besar pada lingkungan teknologi. Bagi banyak pihak, 2023 adalah tahun bagi Kecerdasan Buatan (AI) dan Pembelajaran Mesin, dengan meroketnya popularitas beberapa platform seperti ChatGPT dan BardAI. Tahun 2023 juga menjadi tahun ketika berbagai perusahaan global mulai mempertimbangkan kelangsungan pengaturan bekerja hybrid dan jarak jauh dalam jangka panjang, demi mengatasi persoalan seputar kerja sama, produktivitas, dan keamanan siber saat bekerja jarak jauh.


Dengan banyaknya perkembangan menarik pada 2023, dapat menyulitkan upaya untuk memperkirakan perkembangan teknologi pada 2024 mendatang. Apakah kita akan terus melihat perkembangan AI yang mengejutkan? Apakah teknologi imersif akan berdampak jangka panjang terhadap bisnis dan kehidupan kita sehari-hari? Untuk menjawab beberapa pertanyaan ini dan banyak lagi yang lainnya, kami telah berbincang dengan komunitas pakar yang membagikan wawasan dan prediksi mereka tentang teknologi pada 2024.


Inovasi dan pengalaman imersif


Ahli teknik memegang tablet yang memperlihatkan desain mesin dalam aplikasi Realitas Berimbuh (AR/Augmented Reality) dan Realitas Virtual (VR/Virtual Reality) telah mengalami banyak peningkatan dan transformasi sejak diperkenalkan. Rob May memprediksi bahwa perkembangan ini akan terus berlanjut pada 2024, dengan menyatakan bahwa: “pengalaman digital yang imersif akan berubah dengan kemajuan AR/VR yang menawarkan lingkungan yang lebih realistis dan interaktif, serta integrasi yang lancar dengan unsur dunia nyata sehingga meningkatkan pendidikan, hiburan, dan pekerjaan jarak jauh.”


Tak dapat disangkal bahwa integrasi AI dan teknologi imersif akan menghasilkan peningkatan pengalaman imersif bagi pengguna, berkat potensi AI dalam personalisasi. Elena Carstoiu memberi catatan tentang kemungkinan penerapan komersial dari perkembangan ini: “Studi mengungkap bahwa 58% dari konsumen berpendapat bahwa pengalaman imersif memengaruhi keputusan pembelian mereka. Oleh karena itu, memberikan pengalaman digital imersif yang terpersonalisasi menjadi makin penting dalam proses penjualan.


 Memanfaatkan kekuatan AI adalah satu-satunya cara untuk memikat hati dan berinteraksi dengan konsumen secara efektif.” Meningkatnya harapan konsumen akan personalisasi benar-benar menunjukkan bahwa pengalaman imersif saja sudah tidak memadai untuk menghasilkan antusiasme dan interaksi. Pengalaman imersif juga harus dipersonalisasi bagi penggunanya.


Meskipun pengalaman imersif terjadi di ruangan digital, akan keliru jika mengabaikan dampak inovasi di ruangan fisik. “Peningkatan kecepatan CPU, RAM, GPU, SSD, dan juga jaringan serta bus data akan mendukung peningkatan pengalaman pengguna aplikasi AR/VR karena resolusi grafis dan FPS yang terus meningkat,” ucap Geoffrey Petit.


Simon Besteman menambahkan bahwa Apple Vision Pro yang diumumkan awal tahun ini dan dijadwalkan dirilis pada Maret 2024, hanyalah permulaan dari headset Realitas Campuran (MR/Mixed Reality) generasi terbaru: “Perangkat generasi terbaru seperti headset Apple bertujuan untuk memperoleh interaksi yang jauh lebih mendalam dengan pengguna. Akan terjadi analisis gerakan mata, suhu, dan bahkan gejala kelistrikan kulit.” Semua titik data tambahan tersebut tidak hanya mempersonalisasikan pengalaman imersif, tetapi juga memberikan dimensi tambahan selain penglihatan dan suara.


Memberikan pengalaman digital imersif yang terpersonalisasi menjadi makin penting untuk proses penjualan. Memanfaatkan kekuatan AI adalah satu-satunya cara untuk memikat hati dan berinteraksi dengan konsumen secara efektif. 


Teknologi dan bekerja hybrid


Meskipun sebagian besar pekerja telah kembali bekerja di kantor sejak pandemi COVID-19, tingkat bekerja hybrid dan jarak jauh masih lebih tinggi dibandingkan dengan masa sebelum pandemi. Sebagai akibatnya, telah terjadi perdebatan tentang manfaat dan kekurangan bekerja hybrid - dan seringkali, teknologi menjadi inti dari diskusi tersebut, baik sebagai unsur risiko maupun peluang.


Pada 2024, kita mungkin melihat meningkatnya fokus pada personalisasi dan peningkatan pengalaman pegawai bagi pekerja hybrid, demi menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan fleksibel. Menurut Frank Jennings, kita mungkin akan melihat “peningkatan kerja sama dan alat pengambilan keputusan yang menggunakan data waktu nyata yang berfokus pada beban kerja dan kekuatan pegawai tertentu dengan sambil menjaga kesejahteraan mental mereka (...) Cara ini dapat meningkatkan efisiensi dan kepuasan pegawai.” Kate Sukhanova bahkan meninjau lebih mendalam tentang personalisasi: “Kita akan melihat hal lain dan avatar (metaverse atau lainnya) di tempat kerja demi peningkatan efisiensi pekerjaan.”


Tentu saja, AI juga akan berperan penting dalam masa depan bekerja hybrid, khususnya yang menyangkut otomatisasi tugas. “Teknologi automasi dan kecerdasan buatan akan terus berkembang untuk mengotomatiskan tugas-tugas yang berulang dan meningkatkan produktivitas. Keduanya akan digunakan untuk menganalisis data, mengambil keputusan, dan mengoptimalkan proses,” prediksi Dr. Philippe Vynckier. Alat AI sudah digunakan oleh berbagai perusahaan untuk mengotomatiskan tugas, tetapi masih ada perdebatan tentang jenis pekerjaan yang harus diotomatiskan dan dampak yang akan terjadi bagi pegawai yang mungkin berisiko kehilangan pekerjaan.


Namun, hal yang mungkin lebih penting adalah - apakah bekerja hybrid akan tetap ada? Simon Besteman berpendapat bahwa saat ini masih terlalu dini untuk mengetahuinya. Namun, kelangsungan bekerja hybrid dalam jangka panjang bergantung pada perkembangan dan penyebaran teknologi: “Penentangan dari pemberi kerja dan pekerja harus diatasi melalui solusi teknis. Kualitas teknologi akan menentukan masa depan pola bekerja hybrid.” Di sisi lain, Mike Gillespie lebih optimis tentang bekerja hybrid, tetapi juga sepakat bahwa penggunaan teknologi yang tepat akan sangat menentukan dalam pendekatan bekerja hybrid di organisasi: “Ketergantungan saat ini pada cara kerja lama, yaitu memaksa orang menggunakan saluran VPN untuk mengakses sistem, layanan, dan informasi harus ditinjau kembali.”


Memori dan penyimpanan


Masa depan teknologi yang baru muncul, mulai dari AR dan VR hingga Internet of Things (IoT), bergantung pada inovasi memori dan penyimpanan. Seiring meningkatnya penggunaan Kecerdasan Buatan (AI) untuk berbagai industri dan aplikasi, kebutuhan memori untuk AI menjadi tantangan yang tak dapat dihindari bagi organisasi yang ingin memaksimalkan manfaat dari teknologi yang ampuh ini. Elena Carstoiu menjelaskan, “Aplikasi AI dan Pembelajaran Mesin mengekstrak informasi yang dibutuhkannya dengan memproses volume data yang sangat besar (...) Infrastruktur penyimpanan sangat penting untuk memastikan suplai data yang terus-menerus ke berbagai GPU yang memproses AI, guna menjaga kelancaran penggunaan data.” Dengan demikian, jika solusi memori yang tepat tidak dikembangkan, kemungkinan pemanfaatan potensi maksimal AI akan tetap tidak terwujud.


Pada saat yang sama, pertumbuhan volume data global tetap tinggi - bahkan makin meningkat dari tahun ke tahun, yang diprediksi akan mencapai* 147 zettabyte pada 2024. Memori dan solusi penyimpanan akan berperan penting dalam memastikan kelancaran penyimpanan, penggunaan, dan berbagi data, ujar Ian Moyse: “Data baru yang bertumbuh secara eksponensial dan tuntutan pada komputer untuk memproses data lebih cepat telah menyebabkan perlunya peningkatan pada metode pemrosesan dan penyimpanan guna memenuhi tuntutan tersebut.”


Untungnya, kita melihat telah terjadi banyak inovasi dan peningkatan pada solusi memori dan penyimpanan, yang sepertinya akan terus berlanjut dalam beberapa tahun mendatang. Geoffrey Petit memberi catatan bahwa “DDR5 dan SSD makin lebih cepat dan efisien dari tahun ke tahun sehingga meningkatkan kinerja keseluruhan dari HEDT, server dengan pengoptimalan AI, dan server cloud.” Pada akhirnya, inovasi memori dan ruang penyimpanan dapat menjadi faktor penggerak teknologi baru yang paling menarik dan signifikan pada 2024.


Sejumlah besar tantangan yang dihadapi oleh berbagai bisnis dan pemerintahan pada 2023 akan tetap berlanjut pada 2024, yang menunjukkan pentingnya solusi yang efektif dan berkesinambungan.


Masalah rantai pasok yang telah muncul beberapa tahun terakhir ini, yang disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk konflik global dan perubahan iklim, terus berdampak pada semua industri dan sektor - bidang teknologi juga akan terdampak. Rafael Bloom memberi catatan bahwa “kendala pasokan semikonduktor global mulai mereda, tetapi masih berpengaruh.”


Secara lebih luas, efek inflasi global dan ketidakstabilan ekonomi akan tetap berdampak pada berbagai pusat data pada 2024. Simon Besteman menyoroti tekanan tambahan yang membebani pusat data yang disebabkan oleh teknologi dan peraturan baru: “Saat ini, kita sudah mengetahui bahwa permintaan solusi AI dan pembelajaran mesin telah melebihi kemampuan produsen perangkat keras dan penyedia penyimpanan di pusat data. Tekanan untuk bekerja lebih berkesinambungan dan tekanan untuk memberikan peningkatan kemampuan komputasi bukan hal yang mudah jika digabungkan.”


Keamanan siber telah menjadi kekhawatiran utama bagi berbagai organisasi pada 2023, terutama karena berlanjutnya permintaan bekerja hybrid dan jarak jauh, dan hal ini tentu akan tetap berlanjut pada 2024. Elena Carstoiu menyoroti makin umumnya kejahatan siber dalam beberapa tahun terakhir: “Studi menunjukkan bahwa 50% dari bisnis telah menjadi korban keberhasilan serangan siber dalam 3 tahun terakhir. Proyeksi kerugiannya diduga akan melebihi** 10 triliun dolar pada akhir 2024.” Meskipun perkembangan teknologi – termasuk Kecerdasan Buatan – tentu dapat membantu mencegah dan mengurangi dampak kejahatan siber, tetapi salah satu tantangan siber terbesar yang akan dihadapi oleh berbagai bisnis pada 2024 adalah perihal tenaga berbakat. “Ketersediaan tenaga berbakat untuk menangani persoalan keamanan, transformasi, dan teknologi baru tetap akan melebihi permintaannya, tetapi mempertahankan tenaga berbakat yang dibutuhkan bagi perusahaan kecil hingga menengah akan menjadi tantangan besar,” prediksi Ian Moyse.


Tren dan perkembangan tahun 2024


Kecerdasan Buatan telah disebut berulang kali sepanjang artikel ini karena perkembangannya yang signifikan pada 2023 dan keserbagunaan hasilnya yang luar biasa. Rob May memprediksi, “Kemajuan signifikan dalam AI, terutama pemrosesan bahasa alami, analitik prediktif, dan kerangka kerja etis AI mendukung layanan yang lebih dipersonalisasi dan efisien di seluruh industri, serta memajukan penggunaan AI yang bertanggung jawab.” Sementara Ian Moyse memberikan pandangannya terhadap AI dan perannya dalam kejahatan siber di masa mendatang: “Kita akan melihat meningkatnya pembahasan tentang peraturan seputar AI, serta berita tentang pelanggaran AI dan eksposur AI di perusahaan. Meningkatnya ancaman siber dan laporan eksposur akan terus berlanjut, dengan laporan pertama tentang AI yang digunakan sebagai alat penyerangan.”


Karena pengembangan perangkat keras akan mendorong batas-batas komputasi, banyak orang di lingkungan teknologi yang saat ini tertarik untuk mempelajari komputasi kuantum. “Saya berharap masih ada sisa anggaran perusahaan untuk berinvestasi pada teknologi kuantum. Teknologi ini layak menjadi perhatian,” ujar Simon Besteman. Philippe Vynckier menambahkan bahwa “komputasi kuantum dapat mengubah pemrosesan informasi dengan kemampuan komputasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan komputer tradisional.” Pada 2024, komputasi kuantum dapat menarik antusiasme dunia dengan cara yang sama seperti yang terjadi pada AI tahun lalu.


Bekerja hybrid akan tetap menjadi isu sensitif bagi organisasi karena dampak lonjakan bekerja jarak jauh pada 2020-2021 yang masih dirasakan oleh organisasi. Rafael Bloom berkata, “Akibat COVID, kita bergerak sangat cepat dan terkadang menyelesaikan banyak pekerjaan tanpa memikirkan cara/alasannya sehingga risiko yang tidak diketahui telah menyusup masuk.” Meski telah menemukan teknologi dan peralatan baru untuk mendukung tim yang bekerja hybrid, organisasi juga menemukan berbagai jebakan dan risiko baru yang harus diatasi.


Yang terakhir, masalah seputar tenaga berbakat tidak mungkin dapat dihindari pada 2024, ujar Elena Carstoiu: “Menurut survei Gartner, 26% dari CEO menganggap bahwa kekurangan tenaga berbakat adalah risiko yang paling merugikan bagi organisasi mereka***. Kunci utamanya adalah memprioritaskan cara untuk menarik dan mempertahankan tenaga berbakat, serta meningkatkan produktivitas tenaga kerja.” Meskipun berbagai teknologi AI dapat mengurangi dampak kekurangan tenaga berbakat melalui otomatisasi tugas, perusahaan tetap harus berupaya untuk menarik individu terampil yang mampu menangani kejahatan siber, keamanan data, dan tantangan lainnya pada 2024 mendatang.


Di Kingston Technology, kami menganggap diri kami penasihat tepercaya yang selalu mempertimbangkan masa depan tantangan dan peluang yang akan muncul di bidang teknologi, mulai dari inovasi di bidang AI hingga risiko kejahatan siber. Meskipun kami tahu bahwa organisasi akan menghadapi baik masalah lama maupun baru pada 2024, kami yakin bahwa keahlian dan solutions kami akan membantu upaya mendukung klien kami saat mereka harus menentukan arah kebijakannya di dunia yang terus berkembang ini.




Komentar

Tampilkan

Terkini