Foto Istimewa : Kegiatan Belajar Mengajar MI Darul Athfal Kecamatan Cibeber |
Miris, Dua Tahun Murid MI Darul Athfal Cibeber Belajar di Lantai
Cianjur - Jabar || Radarjamberita.com, - Dua tahun sudah berjalan, siswa dan siswi kelas 4 hingga kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah Darul Athfal yang berlokasi di Kampung Tambakbaya Desa Cipetir Kecamatan Cibeber, terpaksa harus merasakan dinginnya lantai ruang kelas karena tidak adanya fasilitas meja dan bangku belajar.
Hasil pantauan Radarjamberita.com di lokasi, Rabu (17/07/2024) Siswa tidak hanya merasa kedinginan namun juga mengeluh pegal dan sulit untuk bisa fokus belajar.
Seperti yang dikeluhkan Siti Marwah siswi kelas 5 yang ingin belajar seperti di sekolah lainnya dengan menggunakan meja serta bangku untuk belajar.
"Kalau belajar sambil duduk, suka pegal dan susah belajarnya, saya mau pake meja dan bangku belajarnya "ujar Siti.
Salah seorang tenaga pengajar di MI Darul Athfal Asep Muslih membenarkan adanya sejumlah ruang kelas yang tidak tersedia bangku serta meja belajar yang sudah berlangsung selama dua tahun terakhir.
"Bangku dan meja yang ada sebagian digunakan untuk siswa kelas satu, makanya untuk kelas empat hingga kelas lima tidak ada," ungkap Asep.
Pada dasarnya, Lanjut Asep, bangku dan meja memang kurang sekali, kita sangat berharap ada perhatian dari pemerintah khususnya Kemendag terkait hal ini," imbuhnya.
Menurut operator administrasi MI Darul Athfal Lisda menuturkan, fasilitas yang diperlukan tidak hanya bangku dan meja belajar.
"Kami butuh satu tambahan ruang kelas, sekolah juga memerlukan sekitar 100 meja belajar dan kursi untuk siswa," ujar Lisda.
Lanjut kata Lisda, dengan terpaksa kelas empat dan kelas lima berbagi ruangan, karena yang tersedia hanya ada lima ruang kelas dan satu ruang kantor," terangn Dia.
Untuk diketahui, MI Darul Athfal didirikan pada tahun 1969 dibangun diatas tanah milik Desa Cipetir seluas 2.000 meter persegi, terakhir mendapat bantuan ruangan kelas pada tahun 2022 dari dana aspirasi seorang anggota DPRD Jawa Barat Dapil 4 Bogor dan Cianjur.
"Guru pengajar disini ada enam dan satu kepala sekolah, guru seluruhnya masih berstatus honorer, kami berharap dapat diangkat melalui inpasing Kemendag," pungkasnya.
( Taufik winata )